JENIS-JENIS
KELAINAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH
DAN
PERNAFASAN
Penyakit
darah atau gangguan pada darah adalah penyakit yang mempengaruhi darah dalam
tubuh. Banyak penyakit darah yang merupakan bawaan dan diakibatkan karena
kelainan genetik yang diwariskan. beberapa penyakit darah disebabkan oleh
respon tubuh terhadap stres atau depresi yang sedang dialami oleh seseorang.
Penyakit atau kelainan pada darah berbeda dengan gangguan atau penyakit yang
dibawa oleh darah. salah satu yang membedakan adalah bahwa penyakit atau
gangguan pada darah tidak menular (namun bisa diturunkan), sedangkan gangguan
atau penyakit yang dibawa oleh darah bisa menular.
Berikut
beberapa daftar penyakit atau gangguan pada darah.
1. Varises
Varises
atau penyakit otot nimbul adalah pelebaran pembuluh vena yang membuatnya
semakin lebar. Pembuluh vena yang melebar tersebut menonjol melebihi kulit, dan
biasanya terjadi di bawah betis.
2. Agnogenic Myeloid Metaplasia
(AMM)
AMM
terjadi ketika tulang belakang seseorang terluka. Kondisi tersebut membuat
produksi sel darah di sumsum tulang belakang menjadi berkurang. Sel darah wajib
dibutuhkan tubuh manusia untuk mengimbangi organ vital seperti limpa dan hati.
3. Anemia
Kondisi
di mana tubuh kekuarangan darah akibat kandungan hemoglobin dalam darah
jumlahnya sedikit. Tubuh akan kekurangan pasokan oksigen, itulah sebabnya
penderita anemia sering merasa lemas. Hal ini disebabkan tidak normalnya fungsi
hemoglobin sebagai pengikat oksigen dalam darah.
4. Polycythemia Vera
Kondisi
ini terjadi ketika sumsum tulang belakang memproduksi terlalu banyak sel darah,
namun kondisi ini sangat jarang dialami. Polycythemia Vera merupakan kondisi di
mana konsentrasi sel darah merah terlalu tinggi, dan lebih sering ditemukan
pada pria dibandingkan pada perempuan.
5. Hipertensi
Hipertensi
atau penyakit darah tinggi merupakan kondisi di mana tekanan darah seseorang
tinggi karena adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200
mmHG. Tekanan diastolis penderita hipertensi adalah sekitar 90-110 mmHG.
6. Sepsis
Sepsis
atau yang biasanya dikenal dengan Systemic Inflamatory Response Syndrome (SIRS)
adalah kondisi di mana darah seseorang terinfeksi oleh bakteri. Kondisi ini
bisa sangat mengancam kehidupan dan diakibatkan oleh mikroorganisme yang
memproduksi racun. Titik awal serangan bakteri ini adalah ginjal, hati, empedu,
paru-paru, dan kulit.
7. Hipotensi
Tekanan
darah rendah atau hipotensi merupakan kondisi di mana tekanan sistolis
seseorang berada di bawah angka 100 mmHG.
8. Hemofilia
Penyakit
pada darah ini merupakan penyakit keturunan. Kondisi seseorang yang mengalami
hemofilia adalah darahnya sukar membeku jika mengalami luka.
9. Leukimia
Kanker
dari darah yang membentuk jaringan ini ditandai dengan peningkatan besar jumlah
sel darah putih (leukosit) dalam sirkulasi darah atau sumsum tulang belakang.
Pada kondisi seseorang dengan leukimia, sel darah putih yang dihasilkan oleh
sumsum tulang belakang dan kelenjar getah bening ini abnormal dan belum matang.
10. Thrombocytopenia
Kondisi
ini adalah rendahnya jumlah trombosit dalam tubuh manusia. Biasanya orang
dengan Thrombocytopenia jika mengalami pendarahan sukar untuk dihentikan.
Kelainan Pada Sistem Pernafasan
1. Faringitis
Faringitis adalah radang pada faring
karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan
ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi
bakteri atau virus. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis. Peradangan juga dapat
terjadi karena terlalu banyak merokok, ditandai dengan rasa sakit saat menelan
dan rasa kering di kerongkongan.
2. Asma
Asma adalah kelainan penyumbatan saluran
pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu, ataupun rambut.
Global Initiative for Asthma, sebuah lembaga nirlaba internasional untu penanggulangan
asma, mendefinisikan asma sebagai gangguan pada selaput pipa udara yang
menyalurkan udara ke dalam paru-paru. Pada penyakit asma, paru-paru tidak dapat
menyerap oksigen secara optimal. Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari
bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma dikenal dengan bengek yang
disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap
benda-benda asing di udara. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama
pada paru-paru. Kelainan ini tidak menular dan bersifat genetis atau bawaan
seseorang sejak lahir. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan
cukup rendah atau keadaan dingin, udara kotor, alergi, dan stres (tekanan
psikologis).
Hampir separuh jumlah penderita mendapat
asma karena alergi ataupun sistem pernafasan yang terlalu sensitif terhadap
debu, obat, makanan, dan minuman.Pola hidup tidak sehat turut mempengaruhi
timbulnya penyakit asma, seperti merokok dan stress.
Asma adalah penyakit sistem pernapasan
manusia yang paling banyak di derita di dunia. Di tahun 2010, penderita asma di
seluruh dunia berkisar 300 juta orang. Sementara jumlah penderita asma di
Indonesia mencapai 12 juta orang atau kurang lebih 6 % dari jumlah seluruh
penduduk Indonesia. Asma bukanlah penyakit menular, sehingga jika ada salah
satu anggota keluarga yang terserang asma, anggota lain tidak perlu panik.
Gejala penyakit Asma antara lain:
1.
Nafas yang berbunyi ngiiik ... ngiiik.
2.
Mengalami sesak napas sehingga bernapas
dengan tersenggal-senggal.
3.
Nafas pendek, biasanya hanya terjadi
ketika berolahraga.
4.
Badan terlihat letih dan lesu serta kurang
bersemangat.
5.
Rasa sesak dan berat di dada.
6.
Mengalami kesulitan untuk tidur dengan
nyenyak.
7.
Batuk-batuk hanya pada malam hari dan
cuaca dingin.
8.
Mudah terkena alergi seperti udara dingin,
debu, atau jenis makanan tertentu.
9.
Serangan asma yang hebat menyebabkan
penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
10.
Mudah lelah ketika melakukan aktivitas
fisik.
Apabila gejala-gejala tersebut muncul,
maka seseorang yang menderita asma akan kesulitan untuk melakukan pernapasan
dikarenakan adanya kontraksi pada otot-otot bronkul yang mengakibatkan
penyempitan pada saluran pernapasan.
Saat serangan asma terjadi, biasanya
penderita kronis diberikan obat semprot yang mengandung epinefrine atau
isoproterenol yang dapat dihisap dengan segera saat terjadi serangan asma.
Untuk tingkat akut, epinefrin tidak lagi disemprotkan, namun diinjeksikan
(disuntik) ke dalam tubuh penderita.
Jika tidak ada epinefrine, penderita dapat
ditolong sementara dengan memberikan minuman hangat atau menghirup uap air
panas. Bisa juga dengan memberikan hembusan angin segar dari kipas angin untuk
membantu proses pernapasan penderita. Penyakit asma mungkin tidak dapat
dihilangkan dari sistem pernapasan manusia, namun penyakit ini dapat dikontrol
agar gejala dan serangannya tidak mengganggu aktivitas bekerja.
Cara mencegah penyakit Asma:
1.
Jangan tinggal ditempat yang kotor yang
sudah kotor karna polusi
2.
Jangan memelihara binatang yang bulunya
banyak dan halus.
Misalnya kucing, kelinci, dan sebagainya
3.
Selalu memakai baju hangat dan selendang
leher saat cuaca sedang dingin
4.
Jangan terlalu banyak melakukan olahraga
yang membutuhkan napas panjang bila napas tidak kuat.
Sekitar 50 % penderita asma melakukan
terapi pengobatan alternatif, namun belum cukup bukti yang memastikan bahwa
terapi-terapi tersebut efektif mengobati asma.
3. Influenza (Flu)
Penyakit influenza disebabkan oleh virus
influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat,
bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Influenza merupakan suatu penyakit
infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit
otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk yang
tidak berdahak. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh
sendiri.
Penyakit ini merupakan penyakit yang
paling sering menyerang sistem pernapasan pada manusia di seluruh dunia. Flu
diakibatkan oleh virus RNA dari keluarga Orthomyxoviridae. Gejala umum flu
adalah badan menggigil, deman, mata berair, hidung tersumbat kepala berat,
disertai batuk, dan nyeri di beberapa bagian tubuh.
Influenza merupakan penyakit yang dapat
menjalar dengan cepat di masyarakat. Walaupun ringan tetapi penyakit ini dapat
berbahaya bagi usia sangat muda dan usia tua dimana terdapat keterbatasan
fungsi pernafasan. Penyakit ini terutama terjadi pada musin dingin di negara
bermusim dingin dan di musim hujan pada negara-negara tropis.Mahluk hidup
tempat berkembang dan menyebarkan influenza ini adalah manusia sendiri. Diduga
bahwa hewan lain seperti burung, babi, dan kuda memegang peranan dalam
menciptakan jenis virus influenza dengan jenis yang berbeda akibat adanya
mutasi di hewan-hewan tersebut. Penyebaran virus influenza ini melalui tetesan
air liur pada saat batuk dan melalui partikel yang berasal dari sel hidung yang
melayang di udara terutama di ruangan tertutup.
Pengobatan terbaik flu adalah istirahat
karena flu lebih sering diakibatkan menurunnya daya tahan tubuh karena kelelahan.
Minum air yang banyak dan hangat dapat membantu meringankan gejala flu. Vitamin
C dosis tinggi (500 mg) dapat diberikan untuk membantu tubuh meningkatkan
kekebalan tubuh.
Penyebab influenza adalah virus yang
menginfeksi jaringan saluran nafas bagian atas. Terdapat 3 jenis virus yang di
kenal yaitu A,B, dan C. Virus tipe A akan menyebabkan gejala yang berat,
menyebar secara cepat dan dapat menyebabkan infeksi di suatu negara atau
wilayah (pandemi). Virus tipe B akan menyebabkan gejala yang lebih ringan dan
penyebarannya tidak secepat virus tipe A. Virus tipe C hanya memberikan gejala
yang ringan saja. Perbedaan dari virus ini dapat diketahui melalui pemeriksaan
dari cairan ludah dengan mempergunakan test secara genetik.
Obat analgesik dan asetaminofen bisa
diberikan agar flu cepat hilang. Flu yang biasa menyerang orang dewasa dan anak
kecil sekalipun tidak terlalu berbahaya. Hanya saja kini ketakutan akan flu
menjadi lebih tinggi, terutama sejak mencuatnya kasus flu burung mulai awal
tahun 2000-an, dan ternyata lebih menyebabkan kerusakan parah daripada flu
Spanyol yang pernah menjadi epidemi di tahun 1980-an.
Transmisi virus melalui udara dan air
ludah sangat bergantung dari jumlah virus yang terkandung didalamnya. Dari
hasil penelitian apabila didapatkan 10 virus / air ludah sebanyak 50% orang
yang terkena air ludah ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada
sel permukaan di rongga hidung dan saluran nafas.
Tanda-tanda gejala flu yang tidak biasa
ini hampir sama dengan flu biasa, namun dengan intensitas yang lebih tinggi.
Pada kasus flu burung, gejala demam bisa sangat tinggi dan tiba-tiba. Badan
bisa menggigil hebat. Gejala-gejala flu yang tidak biasa ini tentu harus
ditangani secepatnya oleh medis.
Setelah virus berhasil masuk kedalam sel,
dalam beberapa jam akan mengalami replikasi dan menuju ke permukaan sel
sehingga dapat meninggalkan sel yang sudah rusak untuk masuk ke sel yang baru,
baik sel yang berada di sebelahnya atau menempel pada air ludah dan menyebar
melalui udara.
Gejala pada penderita Influenza, umumnya
pasien mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot, batuk , pilek, terkadang
disertai sakit pada waktu menelan dan serak. Gejala ini dapat didahului oleh
lemah badan dan rasa dingin.Pada kondisi ini biasanya sudah didapatkan gambaran
kemerahan pada tenggorokan.
Gejala-gejala diatas dapat terjadi
beberapa hari dan hilang dengan sendirinya. Tubuh memiliki kemampuan untuk
menghilangkan virus dan bakteri yang berbahaya melalui sistem pertahanan tubuh
degnan sel darah putih, tetapi pertahanan ini akan baik apabila kondisi tubuh
baik pula. Setelah masa penghancuran virus dan bakteri berbahaya tubuh
membutuhkan waktu untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi
sehingga akan terasa lemas dan lemah.
4. Emfisema
Emfisema adalah penyakit pada paru-paru
yang ditandai dengan pembengkakan pada paru-paru karena pembuluh darahnya
kemasukan udara. Emfisema disebabkan hilangnya elastisitas alveolus. Emfisema
membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas.
Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan
elastisitas pada paru-paru ini. Gejala yang ditimbulkan:
1.
Nafsu makan yang menurun dan berat badan
yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.
2.
Sesak dada
3.
Batuk kronis
4.
Kelelahan
5.
Sesak napas dalam waktu lama dan tidak
dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak
napas.
Cara mencegah penyakit Emfisema:
1.
Penderita adalah perokok aktif, berhenti
merokok dapat membantu mencegah penderita dari penyakit ini.
2.
Jika emfisema sudah menjalar, berhenti
merokok mencegah perkembangan penyakit. Pengobatan didasarkan pada gejala yang
terjadi, apakah gejalanya ringan, sedang atau berat.
3.
Perlakuan termasuk menggunakan inhaler,
pemberian oksigen, obat-obatan dan kadang-kadang operasi untuk meredakan gejala
dan mencegah komplikasi.
Menghindari asap rokok adalah langkah
terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
5. Bronkitis
Bronkitis berupa peradangan pada selaput
lendir dari saluran bronkial. Sementara itu,pleuritis adalah peradangan pada
pleura, lapisan pelindung yang membungkus paru-paru.Laringitis adalah pembengkakan di laring, sedangkan sinusitis adalah pembengkakan pada sinus atau rongga
hidung. Peradangan-peradangan tersebut dapat terjadi karena berbagai hal, di
antaranya karena infeksi oleh mikroorganisme. Peradangan juga dapat terjadi
karena tubuh merespons terhadap zat atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh
sehingga terjadi reaksi alergik. Gejala-gejala peradangan tersebut secara umum
adalah batuk-batuk, demam, sulit menelan, dan sakit di dada. Penyakit bronkitis
dapat dikenali melalui gejala-gejala berikut ini.
1.
Batuk berdahak.
2.
Sering sesak napas.
3.
Flu yang berkepanjangan.
4.
Mengi.
5.
Tubuh mudah lelah.
6.
Pembengkakan pada pergelangan kaki.
7.
Timbul warna kemerahan pada wajah, telapak
tangan, dan selaput lendir.
8.
Kepala terasa sakit.
9.
Penglihatan tampak kabur.
6. Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran
pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada
paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat
silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat
asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes
juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Penyakit yang disebabkan oleh Asbestosis
diantaranya:
1.
Plakpleura (kalsifikasi)
2.
Mesoteliome maligna
3.
Efusi pleura
Cara mencegah penyakit Asebstosis:
1.
Kadar serat dan debu asbes di lingkungan
kerja
2.
Para pekerja yang berhubungan dengan
Asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok
7. Sinusitis
Sinusitis merupakan penyakit peradangan
pada bagian atas rongga hidung atau sinus paranasalis. Penyakit sinusitis
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya kekebalan tubuh, flu,
stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dikenali pada seseorang yang menderita
penyakit sinusitis.
1.
Hidung tersumbat dan terasa geli atau
gatal.
2.
Tercium bau tidak sedap pada hidung ketika
bernapas.
3.
Sering bersin.
4.
Hidung mengeluarkan ingus kental yang
berwarna putih atau kekuning-kuningan.
5.
Kepala terasa sakit seperti ada yang
menekan.
Penyakit sinusistis dapat dicegah dengan
cara selalu menjaga daya tahan tubuh, menghilangkan kebiasan merokok, dan
memperbanyak mengonsumsi buah-buahan.
8. Tuberculosis (TBC)
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat
menyerang seluruh organ tubuh manusia, namun yang paling sering diserang adalah
paru-paru (maka secara umum sering disebut sebagai penyakit paru-paru / TB
Paru-paru). Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus
terdapat bintil-bintil. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang
terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus. Jika bagian
paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil.
Akibatnya napas penderita terengah-engah. Keadaan ini menyebabkan:
1.
Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan
yang berfungsi untuk pertukaran udara paru-paru
2.
Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas
pernapasan
3.
Mengurangi luas permukaan membran
pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga
menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru
TBC dapat menyebabkan kematian. Sebagian
besar orang yang terinfeksi oleh bakteri tuberculosis menderita TBC tanpa
mengalami gejala, hal ini disebut latent tuberculosis. Apabila penderita latent tuberculosis tidak menerima
pengobatan maka akan berkembang manjadi active
tuberculosis. Active tuberculosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak
mampu untuk melawan bakteri tuberculosis yang terdapat dalam tubuh, sehingga
menimbulkan infeksi terutama pada bagian paru-paru.
Gejala-gejala penyakit TB Paru adalah:
batu berdahak selama tiga minggu atau lebih, dalam dahak pernah didapati bercak
darah, demam selama satu bulan lebih terutama pada siang dan sore, menurunnya
nafsu makan dan juga berat badan, sering berkeringat saat malam, dan sesak
nafas.
Menurut WHO, kurang lebih 33 % penduduk
dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis, dan hampir sepertiga orang yang
terinfeksi berada di Asia Tenggara. Pada tahun 2010, ditemukan 8,8 juta kasus
baru tuberkulosis di seluruh dunia. 1,4 juta diantarnya berakhir dengan
kematian.
Di Indonesia, kurang lebih ada 500.000
kasus baru TB setiap tahunnya. Sepertiganya meninggal dunia. Besarnya jumlah
kematian akibat TB membuat Indonesia menduduki peringkat tiga jumlah dan kasus
kematian penderita TB yang merupakan penyakti menular ini.
TBC dapat di atasi dengan terapi. Terapi
TBC yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1.
Pengguna vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin). Vaksin BCG diberikan mulai dari bayi.
Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG dapat bertahan untuk 10 – 15 tahun,
sehingga pada usia 12 – 15 tahun dapat dilakukan vaksinasi ulang.
2.
Pengobatan pada pasien latent tuberculosis.
3.
Pengobatan pada active tuberculosis dengan
menggunakan antibiotik selama kurang lebih 6 bulan tidak boleh putus.
Penularan TB paling banyak dan paling
mudah melalui udara. Itulah mengapa organ yang pertama kali diserang
tuberkulosis adalah sistem pernapasan manusia terutama paru-paru. Tuberkulosis
dapat menjadi penyakit kronis yang menyebabkan jaringan luka yang cukup luas di
paru-paru.
Tuberkulosis dapat menyebar ke seluruh
bagian tubuh, mulai dari sistem saraf, sistem getah bening, hingga tulang dan
persendian. Tuberkulosis tulang disebut juga tuberkulosis milier.Orang-orang
yang beresiko tinggi terkena tuberkulosis adalah orang-orang pengguna
narkotika, para petugas medis dan orang-orang yang bekerja di rumah sakit.
Resiko penularan pada orang yang merokok
lebih besar dua kali lipat daripada orang yang tidak merokok. Demikian juga
dengan orang yang kecanduan alkohol dan penderita diabetes melitus, resiko
penularan tuberkulosis menjadi tiga kali lipat dari orang biasa.
Dahak ataupun bersin yang dikeluarkan oleh
penderita TB banyak mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis. Anak-anak
dengan kekebalan tubuh belum sempurna sangat rentan terhadap penularan TB, terlebih
jika mereka berada dalam satu lingkungan penderita TB. Untuk pencegahan
penularan TB pada anak-anak, imunisasi BCG adalah imunisasi yang wajib selain
hepatitis B, Polio, DPT, dan campak.
Pengobatan yang rutin dan berhasil minimal
memakan waktu 6 bulan, namun ketidaksabaran dan ketidakpatuhan penderita
dalam pengobatan, membuat penyakit TB kadang sulit diberantas. Pengobatan yang
umum digunakan melawan tuberkulosis adalah menggukan antibiotik jenis isoniazid
dan rifampisin.
Orang dengan penyakit tuberkulosis aktif
biasannya diberikan dua macam pengobatan antibiotik, hal ini untuk mencegah
terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Tinggkat penularan penyakitsistem pernapasan manusia tuberkulosis sangat
tinggi karena rendahnya kualitas lingkungan.
Pencegahan terbaik tuberkulosis adalah
dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Kualitas udara yang buruk
memperparah penderita tuberkulosis. Penderita tuberkulosis juga harus dijauhkan
dari anak-anak.
9. Pneumonia
Pneumonia atau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru yang disebabkan olehDiplococcus pneumoniae. Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh
nanah dan lender sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah. Pneumonia
adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer
menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh
iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit
lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.Namun
penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus pneumoniae,
atau pneumokokus.
Penyakit Pneumonia sering kali diderita
sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki
penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan
tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini
didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan
kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu
warga tua setiap tahun.
Terjadinya penyakit pneumonia yaitu gejala
yang berhubungan dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan
kesulitan bernafas.Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui
setelah menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan sputum.Cara
penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti,
namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang
penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :
1.
Orang yang memiliki daya tahan tubuh
lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti
sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin
menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant
dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh (Immun)
yang lemah.
2.
Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat
dapat mengalami irritasi pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya
menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri
maka dapat menyebabkan Pneumonia.Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel
darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu
infeksi.
3.
Pasien yang berada di ruang perawatan
intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu
nafas) ‘endotracheal tube’ sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka
batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan,
bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka
potensial tinggi terkena Pneumonia.
4.
Menghirup udara tercemar polusi zat
kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan
tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi
irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita
penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.
5.
Pasien yang lama berbaring. Pasien yang
mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi
merupakan salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan
tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan
menjadi media berkembangnya bakteri.
Penanganan dan pengobatan pada penderita
Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari
penyebab Pneumonia itu sendiri, antara lain:
1.
Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri
akan diberikan pengobatan antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplite
sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan
sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu
saat Pneumonia akan kembali diderita.
2.
Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan
diberikan pengobatan yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih
ditekankan dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup
banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.
3.
Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan
mendapatkan pengobatan dengan pemberian antijamur.
Disamping itu pemberian obat lain untuk
membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti
(penekan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita
bisa beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan
secresi mucossa (riak/dahak) di paru-paru.
10. Dipteri
Dipteri adalah infeksi pada saluran
pernapasan bagian atas. Pada umumnya, disebabkan oleh Corynebacterium diphterial. Pada tingkat lanjut,
penderitanya dapat mengalami kerusakan selaput jantung, demam, lumpuh, bahkan
meninggal dunia.
11. Renitis
Renitis merupakan peradangan pada rongga
hidung sehingga hidung menjadi bengkak dan banyak mengeluarkan lendir.
Gejala-gejala yang timbul pada seseorang yang menderita renitis antara lain
bersin-bersin, hidung gatal, hidung tersumbat, dan berair (ingus encer).
Renitis bisa timbul karena alergi atau faktor lain.
12. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Upper Respiratory tract Infection (URI)
merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia bagian atas, yaitu
hidung, laring (tekak), dan tenggorokan. Penyakit ini sering dijumpai pada masa
peralihan cuaca. Penyebab munculnya ISPA hampir sama dengan influenza, yaitu
karena kekebalan tubuh yang menurun.
Perubahan suhu yang ekstrim terutama pada
masa pancaroba membuat daya tahan tubuh menurun. Namun kadang virus dan bakteri
turut berperan menyebabkan ISPA. Lebih dari 200 jenis virus dapat menyebabkan
ISPA, namun virus yang paling sering menyerang adalah rinovirus. Selain itu
masihada juga coronavirus, parainfluenza virus, adenovirus, dan enterovirus.
Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan
ISPA berasal dari jenis Stafilokokus, Streptokokus, dan Pneumokokus.ISPA dibagi
dalam tiga tingkat, yaitu ringan, sedang, dan berat. Gejala ISPA ringan berupa
batuk, suara serak, hidung berlendir (mengeluarkan ingus), dan demam (atau suhu
badan terasa meningkat tidak seperti biasanya).
Gejala ISPA sedang berupa demam tinggi
hingga 39 derajat celcius, tenggorokan merah, pada kulit terdapat bercak-bercak
berwarna merah menyerupai campak, telinga sakit dan mengeluarkan darah, dan
pernafasan berbunyi mendecit. Sedangkan pada ISPA berat, gejala-gejalanya
berupa bibir dan kulit mulai membiru, kesadaran menurun, gelisah, dan
pernafasan berbunyi keras.
Bentuk-bentuk ISPA antara adalah rhinitis
(radang pada lubang mukos hidung), rinosinusitis/sinusitis, nasofaringitis dan
faringitis (radang pada faring), epiglotitis (radang pada laring atas),
laringitis, laringotraceitis (radang pada laring dan trakea), dan trakeaitis
(radang pada trakea).
Rhinitis, faringitis, dan laringitis
kadang disebut sebagai flu biasa. Semua radang tersebut terjadi di sistem pernapasan
manusia bagian atas. Pengobatan ISPA sering menggunakan antibiotik walupun
virus penyebab ISPA dapat hilang dengan sendirinya seiring perbaikan kekebalan
tubuh penderita.
Pemberian antibiotik adalah untuk mencegah
terjadinya infeksi yang lebih parah. Pada kasus ISPA dimana ingus dan dahak
sudah berwara hijau, antibiotik disarankan diberikan pada penderita karena
dengan demikian sudah ada infeksi karena bakteri. Obat-obatan analgesik juga
dapat untuk mengobati keluhan sakit kepala dan badan pegal penderita
ISPA.Infeksi berlangsung kurang lebih 14 hari.
Setelah itu penderita secara umum akan
normal kembali. Namun penderita dengan kelainan maupun komplikasi akan mendapat
ISPA lebih lama. Jika sudah demikian, penderita memang harus memeriksakan diri ulang
ke dokter. Bagi orang dewasa ISPA merupakan penyakit ringan dan biasa, namun
bagi anak apalagi bayi, penyakit ini merupakan ancaman serius yang dapat
menyebabkan kematian.
ISPA mudah menyerang anak-anak karena
kekebalan tubuh yang belum sempurna. Sekitar 40 % - 60 % pasien anak ke
Puskesmas karena keluhan ISPA. Serangan ISPA pada bayi kurang dari dua bulan
sangat dapat menyebabkan kematian. Pada bayi, sistem pernapasan manusia belum
sempurna. Kadang laring harus bekerja keras agar bayi tidak tersedak.
13. Kanker Paru-Paru
Penyakit ini merupakan salah satu yang
paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali.
Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu
kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya
kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.
Gejala-gejala umum penderita kanker
paru-paru :
1.
Pembekakan di wajah atau di leher
2.
Napas sesak dan pendek-pendek
3.
Kehilangan nafsu makan dan turunnya berat
badan
4.
Kelelahan kronis
5.
Dahak berdarah, berubaha warna dan semakin
banyak
6.
Sakit kepala, nyeri dengan sebab yang
tidak jelas
7.
Batuk yang terus menerus atau menjadi
hebat
8.
Suara serak/parau
14. SARS
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sebuah penyakit pernapasan yang
disebabkan oleh virus Coronavirus dari ordo Coronaviridae.
Virus ini menginfeksi saluran pernapasan. Gejalanya berbedabeda pada tiap
penderita, misalnya pusing, muntah-muntah, disertai panas tinggi dan batuk.
Sementara itu, gangguan yang tidak disebabkan oleh infeksi antara lain rinitis, yaitu peradangan pada membran lendir
(mukosa) rongga hidung. Banyaknya lendir yang disekresikan, mengakibatkan
peradangan. Biasanya, terjadi karena alergi terhadap suatu benda, seperti debu
atau bulu hewan.
15. Rinitis
Rinitis adalah radang pada rongga hidung
akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi
karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi
lendir meningkat.
16. Laringitis
Laringitis adalah radang pada laring.
Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi,
terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.
17. Legionnaries
Legionnaries adalah penyakit paru-paru
yang disebabkan bakteri legionella pneumophilia. Bentuk infeksinya mirip dengan
pneumonia.
18. Tonsilitis
Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil
(amandel) sehingga tampak membengkak, berwarna kemerahan, terasa lunak dan
timbul bintik-bintik putih pada permukaannya. Tonsilitis umumnya disebabkan
oleh infeksi virus dan bakteri. Jika terjadi infeksi melalui mulut atau saluran
pernapasan, tonsil akan membengkak (radang) yang dapat menyebabkan penyempitan
saluran pernapasan. Adapun gejala-gelaja
tonsilitis adalah sebagai berikut.
1.
Tenggorokan terasa sakit.
2.
Terasa sakit saat menelan.
3.
Tubuh mengalami demam tinggi.
4.
Sering mengalami muntah
5.
Mengalami kesulitan saat bernapas
6.
Tidur mendengkur
7.
Nafsu makan menurun
8.
Timbul bau tidak sedap pada mulut
9.
Timbul nyeri di sekitar otot
19. Asfiksi
Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan
jaringan toksigen ke jaringan yang disebabkan oleh terganggunya fungsi
paru-paru, pembuluh darah, atau jaringan tubuh.
Asfiksi disebababkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia
(akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan
HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan). Gejala penyakit Asfiksi:
1.
Pada fase dispneu / sianosis asfiksia
berlangsung kira-kira 4 menit. Fase ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen
dan tingginya kadar karbon dioksida. Tingginya kadar karbon dioksida akan
merangsang medulla oblongata sehingga terjadi perubahan pada pernapasan, nadi
dan tekanan darah. Pernapasan terlihat cepat, berat, dan sukar. Nadi teraba
cepat. Tekanan darah terukur meningkat.
2.
Fase konvulsi asfiksia terjadi kira-kira 2
menit. Awalnya berupa kejang klonik lalu kejang tonik kemudian opistotonik.
Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut jantung lambat, dan tekanan
darah turun.
3.
Fase apneu asfiksia berlangsung kira-kira
1 menit. Fase ini dapat kita amati berupa adanya depresi pusat pernapasan
(napas lemah), kesadaran menurun sampai hilang dan relaksasi spingter.
4.
Fase akhir asfiksia ditandai oleh adanya
paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu
napas terhenti kemudian mati.
20. Hipoksia
Hipoksia yaitu gangguan pernapasan dimana kondisi sindrom
kekurangan oksigen pada pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh
perbedaan ketinggian.Pada kasus yang fatal dapat menyebabkan kematian pada
sel-sel. Namun pada tingkat yang lebih ringan dapat menimbulkan penekanan
aktivitas mental (kadang-kadang memuncak sampai koma), dan menurunkan kapasitas
kerja otot.